cara menggunakan fusion splicer
Kali ini kita akan mengenal suatu perangkat dalam sistem komunikasi serat optik yang berperan penting dalam proses penyambungan. Fusion Splicer digunakan untuk menyambungkan antar ujung dari fiber optik, dengan latar belakang ketika kabel optik yang di estimasikan ke suatu tujuan dimana untuk sampai ke tujuan tersebut membutuhkan kabel optik yg relatif panjang sehingga membutuhkan penyambungan.
Fusion Splicer adalah Alat Penyambungan serat optik dengan memanfaatkan panas untuk meleburkan kedua ujung kabel optik secara bersamaan dengan waktu yg sangat singkat. Menggunakan sistem komputer yang canggih dimana kedua ujung serat optik akan di atur secara otomatis angel kedua ujung seret sehingga sejajar, kemudian batang elektroda akan meleburkan kedua ujung serat secara bersamaan dengan waktu yang sangat singkat sehingga kedua ujung dapat tersambungkan. Redaman yang dihasilkan dari alat ini berkisar di bawah 0.03 db tergantung dari baik buruknya pengupasan dan pemotongan kabel optik. Berikut adalah langkah-langkah penyambungan serat optik:
- Siapkan bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk penyambungan seperti: Serat optik, Sleve Protection, Fiber Striper, Fiber Cleaver, Tisue, Alkohol 90%, Sarung Tangan karet, dan lain sebagainya.
- Masukan Sleve Protection ke salah satu ujung serat yang akan disambungkan. Dimana fungsi Sleve Protection sendiri adalah sebagai lapisan penguat di titik penyambungan dan juga berperan sebagai lapisan coating pengganti.
- Kupas bagian coating pada kedua ujung serat menggunakan Fiber Striper, Biasanya Fiber Striper memiliki 3 lubang pengupasan karena coating pada serat optik memiliki banyak lapisan.
- Bersihkan kedua ujung serat yg telah dikupas bagian coatingnya menggunakan tissue dan alkohol 90%
- Potong kedua ujung serat menggunakan Fiber Cleaver, dimana fungsinya sendiri adalah meratakan bagian ujung dari fiber sehingga redaman yg dihasilkan kecil, menggunakan mata pisau khusus biasanya berbentuk bulat dengan mata pisau yg sangat tacam sehingga ujung dari fiber terpotong rata.
- Setelah melakukan langkah-langkah diatas maka dimulai proses penyambungan mengguanakan Fusion Splicer. Cara meletakan kedua ujung fiber yg akan disambungkan haruslah mendekati ujung batang dioda dan juga tidak boleh melebihi ujung dari batang dioda. Cek posisi kedua ujung kabel pada layar lcd pada Fusion Splicer. Jika posisi kedia ujung telah sesua maka dapat dilakukan penyambungan.
- Pada alat Fusion Splicer biasanya telah tersedia slot untuk peleburan sleve Protector, setelah penyambungan selesai maka leburkan Sleve Protector pada titik penyambungan sehingga terlindung dari kotoran maupun putus dadakan.
Keselamatan kerja pada penyambungan fiber optik.
Dalam panyambungan fiber optik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Kebersihan tempat maupun alat kerja.
1) Sebelum bekerja yakinkan bahwa alat berfungsi dengan baik (sudah dikalibrasi)
2) Tempat dan alat bekerja harus bersih dari debu atau kotoran yang lain.
3) Setelah selesai bekerja alat dan tempat kerja dibersihkan dari sisa pekerjaan seperti potongan optik, jelly yang menempel dan kotoran lainnya.
2. Kelengkapan keselamatan kerja
Pekerjaan penyambungan optik baik dalam penangan closure / sarana alat sambung maupun penyambungan fiber mempunyai beberapa kelengkapan keselamatan kerja yaitu:
1) Sarung tangan.
2) Isolasi / Lak ban.
3) Kacamata pelindung.
3. Urutan proses penyambungan, khususnya untuk keselamatan kerja.
1) Pekerjaan penangan kabel dan sarana sambung kabel
a) Gunakan alat / perkakas kerja yang benar.
b) Memakai sarung tangan untuk pekerjaan seperti penarikan kabel, pengupasan kulit kabel, terminasi kabel.
c) Perhatikan lekuk kabel pada rute menikung, perhatikan aturan bending kabel.
2) Pekerjaan penyambungan fiber (serat) optik
a) Gunakanlah sarung tangan.
b) Gunakan kacamata pelindung mata (bila ada).
c) Sisa potongan optik dibersihkan dari alat maupun tempat kerja dengan cara diambil dengan lack band dan dibungkus kembali dengan lack band, kemudian dibuang ke tempat sampah.
d) Jangan menyentuh langsung fiber optik yang sudah dikupas dengan tangan telanjang.
e) Jangan meniup potongan fiber optik.
B. Keselamatan kerja di jalan.
Hal-hal yang perlu dipenuhi dalam bekerja di jalan, sbb:
1. Perijinan
2. Kewajiban penanggung jawab lapangan
1) Memprediksi arus lalu lintas, terutama jam sibuk.
2) Mencegah masuknya pihak ketiga.
3) Bila perlu menempatkan petugas lalu-lintas.
3. Penempatan material dan peralatan kerja
1) Atur peralatan dan material agar tidak mengganggu lalulintas.
2) Gunakan lampu penerangan, khususnya malam hari.
4. Cara parkir
1) Tempatkan kendaraan ke arah datangnya lalulintas.
2) Aktifkan rem tangan dan persneling pada rendah atau posisi mundur.
3) Ganjal roda bagian depan maupun belakang.
4) Menyediakan jalur bagi pejalan kaki.
5) Menyediakan jalur bagi kendaraan umum.
5. Pemasangan rambu pengaman
1) Tujuan
a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang adanya kegiatan.
b. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
2) Jenis rambu-rambu
b. Papan peringatan.
c. Lampu (flashing light).
d. Safety cone, safety bar, pagar/ tali pembatas, bendera dll.
3) Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Harus dipasang walaupun pekerjaan hanya sebentar.
b. Harus jelas dan nampak dari kejauhan.
c. Saat memasang, harus dilakukan dari arah datangnya kendaraan dan sebaliknya pada saat pengambilan.
d. Pastikan rambu-rambu tersebut masih berfungsi dengan baik.
4) Penempatan rambu-rambu pengaman
C. Keselamatan kerja di manhole
1. Didalam MH kemungkinan ada gas-gas yang membahayakan atau berkurangnya oksigen yang tidak dapat dideteksi panca indera. Oleh sebab itu sebelum melakukan kegiatan didalam MH harus dilakukan:
1) Ventilisasi, pengukuran gas, dan mengeluarkan air dari dalam MH,
2) dll.
2. Hal-hal harus diperhatikan:
1) Gunakan tangga khusus waktu masuk kedalam MH
2) Gunakan tali atau kantong untuk me- nurunkan/menaikkan material & peralatan.
3) Bekerja di MH paling sedikit harus dilakukan 2 orang (1 orang harus berada diluar MH)
4) Jangan menyalakan api di dalam MH
Ventilisasi :
Tujuan : menghilangkan gas-gas berbahaya serta mencukupi kandungan oksigen. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Gunakan ventilator MH
2) Tempatkan pada posisi yang menguntungkan
3) Jarak antara ujung pipa dengan dasar MH + 30 cm
4) Ventilasi minimum 5 x volume bagian dalam MH.
5) Selama bekerja, sebaiknya ventilasi dilakukan secara berkesinambungan.
Pengukuran udara di dalam MH
Tujuan : untuk mengetahui kandungan udara di dalam manhole.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Pastikan bahwa kondisi “Gas Detector” dalam keadaan baik
2) Pengecekan udara minimal di 5 titik yang berbeda secara horisontal dan vertikal.
Gejala pada tubuh akibat kekurangan oksigen
Kadar oksigen
|
Gejala
|
16 %
|
Sesak nafas, detak jantungbertambah cepat,Sakit kepala, muntah
|
12 %
|
Sakit kepala, lemas (bisa pingsan atau
Meninggal dalam MH)
|
10 %
|
Muka pucat, sulit bernafas, pingsan
|
8 %
|
Pingsan (bisa meninggal dalam7-8 menit)Jika terus berlanjut
|
6 %
|
Pingsan dalam satu tarikan nafas. Nafas ber-Henti dan akan meninggal dalam 6 menit
|
D. Keselamatan kerja di atas tiang
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Sebelum menggali tanah, periksa jaringan lainnya yang ada di dalam tanah.
2) Pasang aksesoris sebelum tiang didirikan.
3) Saat akan naik keatas tiang, periksa kondisi tiang.
4) Kenakan sabuk pengaman, helm, sarung tangan, dsb.
5) Hentikan kegiatan saat hujan turun yang disertai dengan petir.
Penyambungan Kabel Fiber Optik
A. Penyambungan Kabel Optik
Dalam jaringan kabel titik rawan gangguan terletak pada titik sambungan,karna pengaruh dari luar seperti masuknya air ke dalam closure. Dalam jangkawaktu yang panjang 5 s/d 10 tahun akan menyebabkan turunnya karakteristik kabel, demikian juga akan menyebabkan rugu-rugi optik bertambah besar. Selain faktor air yang akan mempengaruhi kualitas jaringan juga factor mekanis seperti tegangan yang berlebihan serta bending radius.Tujuan penyambungan kabel optik secara umum adalah untuk menyambung 2 buah kabel serat optik sesuai dengan prosedur yang benar sehingga mempunyai rugi-rugi sekecil mungkin. Prosedur penyambungan serat optik adalah sebagai berikut :
- Penyambungan kabel serat optik harus sesuai prosedur
- Penggunaan material dan peralatan harus benar
- Pemasangan saran sambung kecil kabel harus sesuai petunjuk pelaksanaan
- Pengetesan harus dilakukan sesuai penyambungan
- Kesemuanya harus dlaksanakan dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yangoptimal.
- Proses penyambungan kabel serat optik meliputi:
a. Penyambungan Kabel.
b. Penyambungan Serat.
B. Prosedure Penyambungan Serat.
Splicing Set-Up
Splicing set up ini persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan penyambungan kabel fiber optic:
1. Bersihkan diseputar lokasi penyambungan.
2. Kupas buffer tubes dan bersihkan dengan jelly cleaner.
3. Ambil Fibrlok splice dan tempatkan pada splice holding.
4. Posisikan lengan penjepit / penyimpan fiber (toggle arms) sesuai peruntukan.Untuk fiber dengan diameter coating 250 μm , putar kearah dalam.Untuk fiber dengan diameter coating 900 μm , putar kearah luar.
Persiapan Fiber
Persiapan kabel fiber optik yang akan digunakan mulai dari pengupasan sampai pemotongan kabel fiber optik:
1. Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanicalstripper.
2. Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.
3. Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 μm maupun 900 μm.
4. Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potonganfiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
5. Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan fiber pada fiber cleaver.
Penyambungan Fiber
Langkah-langkah melakukan splicing atau penyambungan kabel fiber optik setelah persiapan dengan menggunakan alat yaitu Splicer :
1. Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan caramenjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm.
2. Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai berhenti.
3. Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).
4. Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splicesampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai denganbergeraknya pada fiber pertama.
5. Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiberkedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak.
6. (Hal ini untuk meyakinkan bahwa kedua ujung fiber benar-benar salingbersentuhan).
7. Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok AssemblyTool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi.
Pengaturan Fiber Kedalam Tray
Yang perlu diperhatikan pada saat pengaturan sambungan fiber ke dalamTray:
1. Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool danmasukkan ke dalam Tray.
2. Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak bolehkurang dari 3 cm.
3. Hindari terjadinya puntiran pada serat.
4. Tata cara pengaturan serat kedalam tray ini juga berlaku untuk penyambungan serat dengan fusion.
Penyambungan Serat Optik
Dalam penyambungan serat ada 2 cara:
1. Secara fusion (peleburan).
2. Secara mekanik
C. Fusion Splicing
Teknik penyambungan fiber optik untuk menyambung 2 fiber secara permanen dan rugi rugi penyambungan kecil harus memakai fusion splicer.
Bagian Bagian Fusion Splicing
Berikut bagian-bagian dalam fusion splicing:
1. Struktur fusion splicer.
2. Proses fusion splicing.
3. Kualitas sambungan.
4. Perkiraan fusion splicing.
5. Pemeliharaan fusion splicer.
Struktur Fusion Splicer
Berikut adalah struktur yang dimiliki fusion splicer:
1. Alur v dan klem.
2. Mikro positioned dan sensor.
3. Elektroda.
4. Sistem sensor yang berisi kaca dan lensa.
Fungsi dari masing-masing yang akan memadukan terjadinya proses penyambungan.
Proses Fusion Splicing
Proses yang dilakukan dalam fusion splicing antara lain:
1. Pengupasan coating.
2. Pemotongan serat.
3. Pemasangan fiber pada alur V.
4. Membuat sejajar serat dan fusion splicing
JUMLAH ARC.
Penyambungan 2 Kali ARC(Kanan)
5. Mengecek hasil sambungan
Perkiraan nilai sambungan dan tampilan luar daripada titik sambungan menunjukkan baik jeleknya kualitas sambungan.Bila hasilnya terdapat:
a. Gelembung.
b. Garis tebal.
c. Bayangan hitam.
d. Bila terjadi hal semacam itu harus dilakukan lagi penyambungan.
Perkiraan fusion splicing loss, ada 2 cara yaitu :
- Local injection and ditection (LID).
- Direct core monitoring (DCM).
Mechanical Splicing
Fungsi penyambungan mekanik adalah penyambungan secara mekanik mengambil contoh dari produk 3M type Fibrlok II 2529, yaitu :
1. Digunakan untuk menyambung serat single mode maupun multimode dengan
diameter cladding 125 μm secara permanen.
2. Diameter coating yang digunakan antara 250 μm s/d 900 μm.
Peralatan yang digunakan dalam penyambungan mekanik, antara lain :
1. Fibrlok Assembly Tool. (Alat untuk menyambungkan fiber secara mekanik)
2. Plastic Coating Stripper - (Untuk mengupas coating)
3. Tissue ber-alkohol. (Untuk membersihkan serat setelah dikupas coatingnya)
4. Cleaver (Untuk memotong serat setelah dibersihkan)
5. Fibrlok Splice (untuk menyambungkan fiber).
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses setup penyambungan, yaitu:
1. Bersihkan di seputar lokasi penyambungan.
2. Kupas buffer tubes dan bersihkan dengan jelly cleaner.
3. Ambil Fibrlok splice dan tempatkan pada splice holding.
4. Posisikan lengan penjepit / penyimpan fiber (toggle arms) sesuai peruntukan. Untuk fiber dengan diameter coating 250 μm, putar kearah dalam. Untuk fiber dengan diameter coating 900 μm putar kearah luar.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam persiapan serat adalahsebagai berikut:
1. Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanicalstripper.
2. Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.
3. Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 μmmaupun 900 μm.
4. Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan fiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
5. Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan fiber pada fiber cleaver proses penyambungan.
6. Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara menjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm.
7. Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai berhenti.
8. Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).
9. Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai dengan bergeraknya pada fiber pertama.
10. Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiberkedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak. (Hal ini untuk meyakinkan bahwa kedua ujung fiber benar-benar saling bersentuhan).
11. Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok Assembly Tool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi. Yang perlu diperhatikan padasaat pengaturan sambungan fiber ke dalam Tray.
12. Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool danmasukkan ke dalam Tray.
13. Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak boleh kurang dari 3 cm.
14. Hindari terjadinya puntiran pada serat.
Tata cara pengaturan serat kedalam tray ini juga berlaku untuk penyambungan serat dengan fusion.
D. Patch Cord dan Pig Tail
Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya,pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor
Tujuan Pengukuran
Mengukur daya sinyal cahaya atau sinyal optik pada peralatan Sistem Komunikasi Serat Optik, adalah sangat penting, karena utuk mengetahui ;
- Apakah output Tx dari perlatan OLT (Optical Line Terminal) atau ONT/U (Optical Network Terminal/Unit) mengeluarkan sinyal cahaya / Optik, karena sinyal cahaya yang keluar dari Tx tidak nampak mata.
- Apakah sinyal output Tx nilainya masih memenuhi standard untuk dapat diterima oleh Penerima (Rx) agar dapat beroperasi secara normal.
Alat yang digunakan untuk mengukur.
1. Patchord, atau kabel optik penghubung temporer yang kedua konektornya disesuaikan dengan adapter dari OLT dan OPM yang digunakan, Lihat label data teknis dari pabrik misal Loss = 1 dB
Patchcord
2. Optical Power Meter
OPM
3. OLT atau ONT/ONU yang akan diukur daya sinyal outputnya (Tx)
OLT Converter E/O
Cara Pengukuran :
1. Pasang kedua Connector pada adapter Tx di OLT dan adapter di Interface OPM,
perhatikan celah adapter untuk memasukkan lidah dari connector
Adapter pada OPM
Pastikan bahwa connector sudat tepat dan kencang terpasang pada adapter, jika masih nampak ulir lubang pada adapter, menandakan bahwa pemasangan connector tidak tepat.
Connector yang terpasang pada adapter OPM
OPM dengan OLT yang dihubungkan dengan patchcord
2. Lihat spesifikasi panjang gelombang atau wavelenght yang dipancarkan oleh OLT biasanya di
cetak pada sisi cover belakang peralatan, digambar bawah tertulis 1.310 nm
Untuk keamanan jangan menatap langsung sumber cahaya Tx dari OLT dalam keadaan operasi,
untuk mencegah kerusakan mata.
3. Hidupkan OPM dengan menekan tombol power, dan lihat display
OPM yang sudah dioperasikan.
Perhatikan angka diatas, adalah nilai yang menunujukan panjang gelombang atau lambda, contoh di atas adalah 1490 nm.
4. Sesuaikan panjang gelombang yang di OPM dengan yang tercetak pada OLT dengan menekan
tombol berlambang lambda , sampai nilai sama (contoh 1310 nm)
5. Maka dari display OPM dapat diketahui bahwa daya yang diterima oleh OPM adalah -8,18 dBm
atau dibulatkan menjadi - 8 dBm (angka dibelakang koma untuk dBm nilainya sangat kecil).
6. Jika loss dari patchcord diketahui adalah 1 dB, maka gunakan Rumus PRx = PTx - Loss,
dimana PRx adalah angka yang ada di display OPM , Loss adalah loss patchcord dan PTx,
adalah output dari Tx OLT.
Perhitungannya sebagai berikut
PRx = PTx - Loss
- 8 dBm = PTx - 1 dB
PTx = - 7 dBm
untuk melakukan konversi dalam milliWaat ada 2 cara ;
a. Menggunakan kalkulator
PTx = antilog(10) -7 = 0,2 milliWatt
b. Dengan menggunakan bilangan istimewa (tanpa kalkulator)
- 7 dBm = -10 dB + 3 dBm = 1/10 x 2 milliWatt = 0,2 milliWatt
Prosedur Penggunaan OTDR
1. Pastikan bahwa Baterai dalam keaadaan penuh, jika tidak gunakan daya PLN selama pengukuran.
2. Pasang Patccord penghubung dari adapter OTDR dengan adapter pada kabel Fiber Optik yang akan digunakan.
3. Harap diperhatikan sebelum pemasangan bersihkan ferule konektor dan adapter dengan connector cleaner.
Kit pembersih Ferule dan adapter
Membersihkan adapter dengan optical cleaner
Membersihkan ferule connector dengan conector cleaner
4. Hidupkan power ON sampai layar display menyala.
5. Ada 5 parameter yang perlu dilakukan set-up sebelum pengukuran, yaitu
a. Panjang gelombang atau wave length
b. Indeks Bias Core / IOR
c. Pulse width
d. Perkiraan Jarak Kabel / San Range
e. Avarage Time.
6. Ada dua tipe pengukuran yaitu
1. Simple, maka semua paramater oleh OTDR akan dilakukan setting secara otomatis.
keuntungannya lebih cepat, kelemahannya kurang akurat dalam menganalisa
2. Detail, maka perlu dilakukan set up parameter diatas, keuntungannya lebih akurat dalam
menganalisa, kekuranganya lambat karena perlu waktu set up.
Pemilihan tipe pengukuran
hasil pengukuran OTDR, untuk pengukuran jarak geser marker A dan marker B
7. Tekan tombol pengirim sinar LASER dan tunggu sampai display menampilan grafis hasil pengukuran.
8. Geser marker atau kursor pada even yang dikehendaki, maka akan tampil hasil pengukuran
Hasil pengukuran penunjukan pada splice loss
9. Ada dua hasil perhitungan loss pada OTDR, yaitu;
a. TPA atau Two Point Avarages / 2 point Loss, yaitu loss rata rata dalam satu section
b. LSA atau Least Squares Avareges yaitu loss rata dalam 1 event.
8. Penempatan kursor pada setiap event
Penepatan kursor OTDR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar